Studi: Asma Sering Tidak Terdeteksi pada Remaja Urban

Anonim

Oleh Steven Reinberg

Reporter HealthDay

WEDNESDAY, 2 Januari 2019 (HealthDay News) - Bagi banyak remaja yang tinggal di kota dengan asma, penyakit paru-paru kronis mereka mungkin tidak terdiagnosis dan tidak diobati, sebuah studi baru menemukan.

Menurut sebuah survei terhadap lebih dari 33.000 siswa sekolah menengah New York City, 20 persen melaporkan memiliki gejala seperti asma, tetapi tidak didiagnosis dengan penyakit tersebut.

Para peneliti juga menemukan bahwa gadis remaja dan orang Asia-Amerika lebih mungkin menderita asma yang tidak terdiagnosis.

"Berpotensi, ada banyak anak-anak di luar sana yang tidak terdiagnosis," kata ketua peneliti Sharon Kingston. Dia adalah profesor psikologi di Dickinson College di Carlisle, Pa.

"Ada kebutuhan akan lebih banyak pendidikan dan penjangkauan kesehatan masyarakat, tidak hanya untuk remaja dan keluarga mereka, tetapi juga untuk penyedia layanan kesehatan yang bisa menyaring remaja untuk asma," katanya dalam rilis berita kampus.

Pada penderita asma, saluran udara mereka menjadi meradang. Ini menyebabkan jalan napas menyempit dan membengkak serta membuat lendir ekstra, sehingga sulit bernapas.

Asma adalah penyakit kronis yang paling umum di antara anak-anak, dan dapat menyebabkan ketidakhadiran di sekolah, berkurangnya aktivitas fisik dan kualitas hidup, dan kebutuhan akan layanan perawatan kesehatan.

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa 8 hingga 49 persen anak-anak berusia 7 hingga 18 tahun dengan gejala asma tidak terdiagnosis.

Pada remaja, asma yang tidak terdiagnosis terutama bermasalah, kata Kingston. Itu karena mereka lebih kecil kemungkinannya untuk pergi ke dokter untuk perawatan rutin, yang dapat mengurangi kemungkinan mereka untuk didiagnosis.

Laporan ini diterbitkan 2 Januari di Jurnal Kesehatan Masyarakat.