Oleh Robert Preidt
Reporter HealthDay
WEDNESDAY, 9 Januari 2019 (HealthDay News) - Pasien kanker yang baru didiagnosis mungkin berisiko lebih tinggi terkena herpes zoster kulit yang menyakitkan, sebuah studi baru menemukan.
Para ahli mengatakan pengembangan vaksin baru dapat membantu mencegah herpes zoster pada pasien kanker.
Studi ini, dari sekitar 240.000 pasien kanker di Australia dari 2006 hingga 2015, menemukan bahwa semua jenis kanker dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena herpes zoster 40 persen, dibandingkan dengan tidak memiliki kanker.
Pasien dengan kanker terkait darah memiliki risiko herpes zoster terbesar - lebih dari tiga kali lipat dari orang yang tidak menderita kanker, menurut penelitian terbaru di Jurnal Penyakit Menular.
Dan mereka yang memiliki tumor padat - seperti kanker di paru-paru, payudara, prostat atau organ lainnya - memiliki risiko herpes zoster 30 persen lebih tinggi daripada orang tanpa kanker, kata penulis studi pertama Jiahui Qian dan rekannya dalam rilis berita jurnal.
Qian bekerja di Universitas New South Wales di Sydney, Australia.
Risiko sinanaga yang lebih tinggi di antara pasien kanker darah hadir dalam dua tahun sebelum diagnosis kanker mereka.
Tetapi di antara pasien dengan tumor padat, risiko lebih besar sebagian besar terkait dengan menerima perawatan kemoterapi, daripada dengan kanker itu sendiri, kata para peneliti.
Herpes zoster (herpes zoster), ditandai oleh ruam yang menyakitkan dan lepuh kulit, disebabkan oleh virus varicella zoster, virus yang sama yang menyebabkan cacar air. Virus tetap tidak aktif di dalam tubuh, tetapi menyebabkan herpes zoster jika diaktifkan kembali di kemudian hari.
"Temuan ini memiliki implikasi penting dalam pandangan kemajuan terbaru dalam pengembangan vaksin zoster," tulis Kosuke Kawai, dari Harvard Medical School, dan Dr. Barbara Yawn, dari University of Minnesota, dalam komentar yang menyertai penelitian ini.
Vaksin herpes zoster disetujui untuk penggunaan A.S. pada tahun 2017 tidak menggunakan bentuk langsung virus dan mungkin aman untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah, termasuk mereka yang menerima kemoterapi, kata penulis komentar.
Namun, karena kurangnya data, vaksin ini belum direkomendasikan untuk digunakan pada kelompok pasien tersebut.
Juga dalam pengembangan adalah vaksin herpes zoster yang menggunakan bentuk virus tidak aktif.
Kemajuan ini menunjukkan bahwa vaksin menunjukkan harapan sebagai cara untuk mencegah herpes zoster dan komplikasinya pada pasien kanker, menurut para peneliti dan penulis komentar.
Hampir sepertiga orang Amerika di Amerika Serikat akan menderita herpes zoster, dan sekitar 1 juta kasus terjadi di negara itu setiap tahun, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S.