Oleh Robert Preidt
Reporter HealthDay
KAMIS, 18 Oktober 2018 (HealthDay News) - Memberikan obat antivirus untuk pria gay tanpa HIV menyebabkan penurunan 25 persen infeksi baru virus penyebab AIDS, sebuah studi baru menunjukkan.
Para peneliti mengikuti 3.700 pria gay yang diberi apa yang dikenal sebagai profilaksis pra pajanan (PrEP) di bawah sebuah program di New South Wales, Australia. Rejimen umumnya melibatkan minum pil setiap hari.
Sebagian besar mengikuti rejimen. Di antara laki-laki itu, kejadian infeksi HIV kurang dari 1 dalam 2.000 per tahun dengan PrEP, dibandingkan dengan kejadian yang diharapkan 2 per 100 per tahun atau lebih tanpa PrEP.
Jumlah infeksi HIV yang baru didiagnosis turun dari 295 kasus pada tahun sebelum peluncuran program PrEP menjadi 221 kasus pada tahun berikutnya. Itu yang paling sedikit sejak 1985, ketika pengumpulan data HIV dimulai, kata para peneliti.
Studi ini dipublikasikan pada 17 Oktober di The Lancet HIV jurnal.
“PrEP adalah pendekatan pencegahan yang sangat efektif ketika diterapkan bersamaan dengan tes dan pengobatan HIV tingkat tinggi,” kata penulis utama Dr. Andrew Grulich dalam rilis berita jurnal.
Grulich adalah kepala Program Epidemiologi dan Pencegahan di Universitas New South Wales Sydney.
“Peluncuran harus diprioritaskan sebagai komponen penting dari pencegahan HIV dalam epidemi yang terutama mempengaruhi pria yang berhubungan seks dengan pria,” tambahnya.
Sejumlah negara lain telah menyetujui PrEP. Itu disetujui pada 2012 di Amerika Serikat, di mana diperkirakan 492.000 pria akan mendapat manfaat. Setelah awal yang lambat, pada akhir 2016, sekitar 83.700 pria AS telah memulai PrEP, menurut para peneliti.
Sheena McCormack, seorang profesor epidemiologi klinis di MRC Clinical Trials Unit di University College London, menulis editorial yang menyertainya.
Di dalamnya, McCormack mengatakan penelitian ini memberikan "bukti kuat untuk nilai tambah PrEP di tingkat populasi, serta mendukung kemanjuran biologis efektivitas pada individu yang menggunakan PrEP secara konsisten selama periode kemungkinan terpajan HIV."